Muhammdiyah bekasi dalam kurun waktu yang sangat panjang yang dipelopori pendidriannya oleh Raden H. Soelaiman seorang penghulu Bekasi sebagai ranting dari Jakarta tahun 1928. Keberadaan R.H.Soelaiman adalah single fighter dengan membentuk Majlis Tabligh dengan mendapat binaan dari Majlis Tabligh Betawi Ustadz Ismail Djamil, Ustadz Soetalaksana dan Ustadz Zein Djambek Berkembanglah Muhammadiyah di Bekasi sesuai dengan kemampuan yang ada dengan membina beberapa orang kader yang akan jadi penerus gerakan Muhammadiyah di Bekasi. Tercatatlah nama Ibnu Hadjar, Mohammad Idris, Mohammad Damsjik, Mohammad Slamet, Sastrodihardjo, H.M.A.Taminuddin, H. Mas'ud, H. Masturo.
Amal usaha pertama dalam pendidikan dengan didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun/Mu'alimin Muhammadiyah Bekasi sebagai proyek pertamanya. Ditetapkan Kartubi Djahiri Priatna sebagai kepala Sekolah dan wakilnya Muchtar St. Penghulu pada tanggal 24 April 1962 M, diresmikan pembukaan dengan jumlah murid pertma sebanyak 6 orang dan jumlah guru sebanyak 13 orang. Beberapa amal usaha yang dirintis beliau selain PGA 6 tahun antara lain : a). HIS Matdan Qur'an di Bekasi (1929-1936) b. Schakel school di Krandji.
Selain mendirikn PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem), saat semua orang merayakan muludan Rd Soelaiman mengumpulkan pipiti yang dianyam dari lidi daun kelapa kemudian diberikan kefakir miskin sedangkan bulan muharom dengan mengadakan acara khitanan massal anak yatim piatu sebagai pendukung dana beliau mengadakan pasar malam amal di alun-alun Bekasi yang terkenal dengan pasar malam Armenzorg yang menjadi panitianya adalah pengurus ranting Muhammadiyah Bekasi dan pasar amal ini terhenti ketika pemerintahan kolonialis Belanda terlibat perang dunia II tahun 1939. Semasa jepang nyaris terhenti, baru setelah penyerahan kedaulatan ke Indonesia tahun 1950 Muhammadiyah Bekasi kembali bergerak dibawah kader-kader seperti Mohamamd Idris dan kawan-kawan dan orientasi ke politik yaitu partai Islam satu-satunya adalah masjumi maka duduklah di dewan seperti Sastrodiharjo, mohammad Idris dan mOhammad damsjik selku anggota leads kabupaten bekasi dan H.M.A taminuddin selaku anggota DPD kabupaten Bekasi.
Tahun 1953 Sastrodiharjo mendirikan SMP Diponegoro sebagai perguruan menengah pertama di Bekasi, kemudian tahun 1955 orgnisasi Muhmamadiyah berstaus cabang masuk kresidenan Jakarta kembali difungsikan dengn diketuai oleh Saleh Djamil dengan susunan pengurus sebgai berikut :
Ketua umum: Saleh jamil
Wakil ketua : Mohammad Damsjik
Sekretaris : M. Sujud
Bendahara : Dirangkap ketua
Anggota : Mohammad Idris
Pada tahun 1957 diadakan Konferensi Daerah keresidenan Djakarta di Bekasi yang dihadiri utusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari yogjakarta yaitu A.R Fahruddin, Djindar tamimy dan Majlis tbaligh. ditahun yang sama SMP Diponegoro berubah menjadi SMP Muhammadiyah Bekasi dengan kepala sekolah Muchtar selain membina 24 madrasah yang bergabung dengan Muhammadiyah. tahun 1960 semakin maraknya aktiftas PKI dan Ketua cabang Saleh Djamil pendah ke Kerintji (Sumatra) sehingga terjadilah situasi pasang surut dan kelesuan.
Maka pada bulan maret 1962 atas prakasra H. Ibnu hadjar diadakan dirumah beliau di Jl. Alun-alun barat 114 Bekasi dan dibulatkan kata akan menghuidupkan kembali amalan muhmamdiyah (bersambung)
Amal usaha pertama dalam pendidikan dengan didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun/Mu'alimin Muhammadiyah Bekasi sebagai proyek pertamanya. Ditetapkan Kartubi Djahiri Priatna sebagai kepala Sekolah dan wakilnya Muchtar St. Penghulu pada tanggal 24 April 1962 M, diresmikan pembukaan dengan jumlah murid pertma sebanyak 6 orang dan jumlah guru sebanyak 13 orang. Beberapa amal usaha yang dirintis beliau selain PGA 6 tahun antara lain : a). HIS Matdan Qur'an di Bekasi (1929-1936) b. Schakel school di Krandji.
Selain mendirikn PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem), saat semua orang merayakan muludan Rd Soelaiman mengumpulkan pipiti yang dianyam dari lidi daun kelapa kemudian diberikan kefakir miskin sedangkan bulan muharom dengan mengadakan acara khitanan massal anak yatim piatu sebagai pendukung dana beliau mengadakan pasar malam amal di alun-alun Bekasi yang terkenal dengan pasar malam Armenzorg yang menjadi panitianya adalah pengurus ranting Muhammadiyah Bekasi dan pasar amal ini terhenti ketika pemerintahan kolonialis Belanda terlibat perang dunia II tahun 1939. Semasa jepang nyaris terhenti, baru setelah penyerahan kedaulatan ke Indonesia tahun 1950 Muhammadiyah Bekasi kembali bergerak dibawah kader-kader seperti Mohamamd Idris dan kawan-kawan dan orientasi ke politik yaitu partai Islam satu-satunya adalah masjumi maka duduklah di dewan seperti Sastrodiharjo, mohammad Idris dan mOhammad damsjik selku anggota leads kabupaten bekasi dan H.M.A taminuddin selaku anggota DPD kabupaten Bekasi.
Tahun 1953 Sastrodiharjo mendirikan SMP Diponegoro sebagai perguruan menengah pertama di Bekasi, kemudian tahun 1955 orgnisasi Muhmamadiyah berstaus cabang masuk kresidenan Jakarta kembali difungsikan dengn diketuai oleh Saleh Djamil dengan susunan pengurus sebgai berikut :
Ketua umum: Saleh jamil
Wakil ketua : Mohammad Damsjik
Sekretaris : M. Sujud
Bendahara : Dirangkap ketua
Anggota : Mohammad Idris
Pada tahun 1957 diadakan Konferensi Daerah keresidenan Djakarta di Bekasi yang dihadiri utusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari yogjakarta yaitu A.R Fahruddin, Djindar tamimy dan Majlis tbaligh. ditahun yang sama SMP Diponegoro berubah menjadi SMP Muhammadiyah Bekasi dengan kepala sekolah Muchtar selain membina 24 madrasah yang bergabung dengan Muhammadiyah. tahun 1960 semakin maraknya aktiftas PKI dan Ketua cabang Saleh Djamil pendah ke Kerintji (Sumatra) sehingga terjadilah situasi pasang surut dan kelesuan.
Maka pada bulan maret 1962 atas prakasra H. Ibnu hadjar diadakan dirumah beliau di Jl. Alun-alun barat 114 Bekasi dan dibulatkan kata akan menghuidupkan kembali amalan muhmamdiyah (bersambung)
No comments:
Post a Comment